Senin, 07 Maret 2016

SALAH SATU DARI JUTAAN KEINDAHAN KABUPATEN MAROS

( Air terjun Bonto -Laiya )


Lokasi : Dusun Bontomanai
                Desa Laiya
                Kec. Cenrana
                Kab. Maros


Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan sedikit tentang keindahan yang tersembunyi di Kabupaten Maros. Tanggal 7-8 februari 2016, JJS Makassar dan JJS Gowa berkolaborasi dengan JJS Maros mengadakan open trip bagi member dan masyarakat umum untuk ikut serta mengeksplor Air Terjun Lengang atau yang biasa juga disebut oleh warga sekitar Air Terjun Bontoa/ Air Terjun Laiya. Sebelum membuka open trip, beberapa member dari JJS makassar bersama dengan JJS maros sudah lebih dahulu berkunjung kesana untuk cek lokasi guna kenyamanan dan keamanan nanti pada saat open trip dilaksanakan. Karena open trip kali ini peserta juga akan camp dilokasi air terjun.


HARI PERTAMA ( 7 februari 2016 )

Untuk seluruh peserta, kami sepakat menetapkan meeting point di SPBU sudiang sebelum berangkat dari makassar ke lokasi camp, jarak tempuh dari meeting point sampai ke lokasi camp kurang lebih 60-70km. Setelah seluruh peserta sudah terkumpul, tim langsung mengadakan breefing bagi seluruh peserta yang dipimpin oleh Trip Manager saat itu agar semua peserta mengerti tentang kegiatan dan lain-lain. Setelah breefing tim dari makassar langsung melakukan perjalanan ke desa Laiya, tapi sebelum sampai di lokasi, kami sempat singgah di SPBU Bantimurung, yang menjadi meeting point JJS Maros. Setelah bertemu dengan teman-teman dari JJS Maros, kami pun langsung melanjutkan perjalanan ke lokasi air terjun yang berada di desa Laiya. Perjalanan kami dihiasi dengan jalanan yang berkelok dan tebing-tebing bebatuan khas Kabupaten Maros, melewati jalur poros Maros – Camba, kami disuguhi oleh keindahan yang tidak ada duanya, walaupun ini adalah salah satu jalan poros yang tidak pernah sepi oleh pengendara baik itu motor, mobil, maupun truk-truk angkutan, akan tetapi nuansa alaminya masih bisa dinikmati secara langsung.

Setibanya di Kecamatan Cenrana, kami belok kanan dari jalur poros untuk menuju ke Desa Laiya. Suasana pedesaan yang tenang dan nyaman sudah mulai terlihat sepanjang perjalanan kami menuju ke Desa Laiya. Memasuki Desa Laiya, kami kembali mengambil jalur kanan untuk menuju ke Dusun Bontomanai, disini perjuangan dimulai, dengan jalanan yang cukup sulit, kami memaksa seluruh kendaraan kami agar dapat melewatinya dan tiba di lokasi, seluruh anggota tim juga saling membantu teman-teman yang kesulitan untuk melewati jalur berbatu dan licin karena tanah yang basah, tidak ada lagi yang mempedulikan kebersihan saat melewati jalur ini, tidak ada satupun dari kami yang lolos dari lumpur. Sesampainya di dusun  bontomanai, kami singgah di rumah warga untuk menumpang parkir kendaraan kami, untungnya warga sekitar juga sangat ramah terhadap pendatang, karena setelah berbincang-bincang dengan warga sekitar, ternyata mereka juga berharap banyak kepada kami para pendatang, dan turis-turis lokal untuk mengekspos salah satu harta dusun ini, yaitu air terjunnya,mereka sangat berharap dengan banyaknya pendatang yang sering mendatangi air terjun ini, dan semakin dikenalnya lagi air terjun ini, maka secara tidak langsung juga pemerintah setempat akan memperbaiki infrastruktur desa ini supaya pendatang lebih nyaman dan aman untuk bisa sampai ke lokasi air terjun karena seperti yang ketahui, jalanan di desa ini sangat sulit dan ekstrim bahkan bukan cuman pendatang yang kesulitan melaluinya warga setempat pun kadang terhalang oleh sulitnya medan di desa ini “ itu kalo hujan dek,warga biasa tidak adami yang mau turun kebawah karena itunyami, licinki jalanan baru menurun terus toh, jadi biasa ditunggu pi sedeng kering baru turunki” kata salah satu warga di dusun bontomanai.

Setelah lama bercerita dan bertukar pikiran dengan warga, kami pun bergegas turun ke tempat camp yang berada tepat di atas air terjun ini. Keindahan lembah dan muara sungai yang tidak ada duanya membuat mata kami sangat dimanjakan. Setelah tiba di camping ground, kamipun membagi tugas, para lelaki langsung bergegas membersihkan camping ground yang tersedia dan mendirikan tenda, sedangkan yang perempuan mengambil bagian di satu sudut untuk mempersiapkan dapur umum. Terlihat sudah banyak pengunjung yang juga antusias menikmati keindahan air terjun ini. Beberapa peserta trip yang berniat hanya melakukan 1 day trip langsung berjalan kembali menuruni lokasi air terjun sambil berbaur dengan pengunjung yang lain.

Sebelum maghrib tiba, para peserta 1 day trip kemudian berpamitan dengan tim untuk kembali lebih awal. Peserta trip yang tersisa kemudian mendirikan tenda sambil menunggu makanan yang mulai disajikan oleh perempuan. Ransum yang dibawa kemudian dikumpulkan didapur umum agar dapat diolah dan dikonsumsi bersama-sama. Suasana kekeluargaan semakin terasa ketika kami menikmati makanan tersebut bersama-sama. Tak lama setelahnya hujan mengguyur lokasi camp sehingga agenda api unggun yang akan dilakukan di malam hari tidak dapat terlaksana. Hujan ini berlangsung hingga pagi yang mengakibatkan lokasi camp agak berlumpur.

Sekitar pukul 08.00 WITA pagi matahari mulai sedikit terik, hal ini kemudian dimanfaatkan oleh peserta trip untuk dapat menikmati lokasi air terjun dengan nyaman. Ada beberapa peserta yang kemudian mandi dan tentunya mengambil gambar di sekitar lokasi air terjun. Hal ini berlangsung hingga sekitar pukul 11.00 WITA. Setelah merasa puas menyusuri lokasi air terjun para peserta kemudian packing untuk kembali ke Makassar. Sekitar pukul 12.00 WITA tim kemudian kembali menyusuri jalan bebatuan yang licin. Kali ini terasa lebih beruntung karena hujan tidak turun, hal ini mengakibatkan jalan yang dilalui tidak terlalu licin. Harus diakui pesona Air Terjun Lengang memang sangat menarik perhatian warga untuk dapat mengunjunginya.

Kesimpulan yang bisa saya ambil dari trip di air terjun ini bahwa, semua tempat-tempat dan situs yang bisa dijadikan sebagai tujuan wisata harus lebih di ekspos lagi agar dapat cepat tercium oleh pemerintah setempat dan infrastruktur di sekitarnya lebih cepat diperbaiki dan para wisatawan lokal maupun manca negara beserta warga juga menjadi lebih nyaman dan aman. Satu lagi yang saya perhatikan saat trip kesana hingga saat ini nama air terjun tersebut masih banyak kontroversi. Beberapa warga mengatakan Air Terjun Laiya atau Air Terjun Bonto, tetapi ada juga beberapa teman-teman pejalan mengatakan ini adalah Air Terjun Lengang. Demi menjaga kearifan lokal dan menghargai warga sekitar, kami teman-teman Jalan-Jalan Seru Makassar dan Jalan-Jalan Seru Makassar sepakat menyebutnya Air Terjun Bonto – Laiya.

Penulis : Couvler (Aldo-Siska)

Related Posts

SALAH SATU DARI JUTAAN KEINDAHAN KABUPATEN MAROS
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.