( Air terjun Bonto -Laiya )
Lokasi : Dusun Bontomanai
Desa
Laiya
Kec.
Cenrana
Kab.
Maros
Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan sedikit tentang
keindahan yang tersembunyi di Kabupaten Maros. Tanggal 7-8 februari 2016, JJS
Makassar dan JJS Gowa berkolaborasi dengan JJS Maros mengadakan open trip bagi
member dan masyarakat umum untuk ikut serta mengeksplor Air Terjun Lengang atau
yang biasa juga disebut oleh warga sekitar Air Terjun Bontoa/ Air Terjun Laiya.
Sebelum membuka open trip, beberapa member dari JJS makassar bersama dengan JJS
maros sudah lebih dahulu berkunjung kesana untuk cek lokasi guna kenyamanan dan
keamanan nanti pada saat open trip dilaksanakan. Karena open trip kali ini peserta
juga akan camp dilokasi air terjun.
HARI PERTAMA ( 7
februari 2016 )
Untuk seluruh peserta, kami sepakat menetapkan meeting point di SPBU
sudiang sebelum berangkat dari makassar ke lokasi camp, jarak tempuh dari
meeting point sampai ke lokasi camp kurang lebih 60-70km. Setelah seluruh
peserta sudah terkumpul, tim langsung mengadakan breefing bagi seluruh peserta
yang dipimpin oleh Trip Manager saat itu agar semua peserta mengerti tentang
kegiatan dan lain-lain. Setelah breefing tim dari makassar langsung melakukan
perjalanan ke desa Laiya, tapi sebelum sampai di lokasi, kami sempat singgah di
SPBU Bantimurung, yang menjadi meeting point JJS Maros. Setelah bertemu dengan
teman-teman dari JJS Maros, kami pun langsung melanjutkan perjalanan ke lokasi
air terjun yang berada di desa Laiya. Perjalanan kami dihiasi dengan jalanan
yang berkelok dan tebing-tebing bebatuan khas Kabupaten Maros, melewati jalur
poros Maros – Camba, kami disuguhi oleh keindahan yang tidak ada duanya,
walaupun ini adalah salah satu jalan poros yang tidak pernah sepi oleh
pengendara baik itu motor, mobil, maupun truk-truk angkutan, akan tetapi nuansa
alaminya masih bisa dinikmati secara langsung.
Setibanya di Kecamatan Cenrana, kami belok kanan dari jalur poros untuk
menuju ke Desa Laiya. Suasana pedesaan yang tenang dan nyaman sudah mulai
terlihat sepanjang perjalanan kami menuju ke Desa Laiya. Memasuki Desa Laiya,
kami kembali mengambil jalur kanan untuk menuju ke Dusun Bontomanai, disini
perjuangan dimulai, dengan jalanan yang cukup sulit, kami memaksa seluruh
kendaraan kami agar dapat melewatinya dan tiba di lokasi, seluruh anggota tim
juga saling membantu teman-teman yang kesulitan untuk melewati jalur berbatu
dan licin karena tanah yang basah, tidak ada lagi yang mempedulikan kebersihan
saat melewati jalur ini, tidak ada satupun dari kami yang lolos dari lumpur.
Sesampainya di dusun bontomanai, kami
singgah di rumah warga untuk menumpang parkir kendaraan kami, untungnya warga
sekitar juga sangat ramah terhadap pendatang, karena setelah berbincang-bincang
dengan warga sekitar, ternyata mereka juga berharap banyak kepada kami para
pendatang, dan turis-turis lokal untuk mengekspos salah satu harta dusun ini,
yaitu air terjunnya,mereka sangat berharap dengan banyaknya pendatang yang
sering mendatangi air terjun ini, dan semakin dikenalnya lagi air terjun ini,
maka secara tidak langsung juga pemerintah setempat akan memperbaiki
infrastruktur desa ini supaya pendatang lebih nyaman dan aman untuk bisa sampai
ke lokasi air terjun karena seperti yang ketahui, jalanan di desa ini sangat
sulit dan ekstrim bahkan bukan cuman pendatang yang kesulitan melaluinya warga
setempat pun kadang terhalang oleh sulitnya medan di desa ini “ itu kalo hujan
dek,warga biasa tidak adami yang mau turun kebawah karena itunyami, licinki
jalanan baru menurun terus toh, jadi biasa ditunggu pi sedeng kering baru
turunki” kata salah satu warga di dusun bontomanai.
Setelah lama bercerita dan bertukar pikiran dengan warga, kami pun
bergegas turun ke tempat camp yang berada tepat di atas air terjun ini.
Keindahan lembah dan muara sungai yang tidak ada duanya membuat mata kami
sangat dimanjakan. Setelah tiba di camping ground, kamipun membagi tugas, para
lelaki langsung bergegas membersihkan camping ground yang tersedia dan
mendirikan tenda, sedangkan yang perempuan mengambil bagian di satu sudut untuk
mempersiapkan dapur umum. Terlihat sudah banyak pengunjung yang juga antusias
menikmati keindahan air terjun ini. Beberapa peserta trip yang berniat hanya
melakukan 1 day trip langsung berjalan kembali menuruni lokasi air terjun
sambil berbaur dengan pengunjung yang lain.
Sebelum maghrib tiba, para peserta 1 day trip kemudian berpamitan
dengan tim untuk kembali lebih awal. Peserta trip yang tersisa kemudian
mendirikan tenda sambil menunggu makanan yang mulai disajikan oleh perempuan.
Ransum yang dibawa kemudian dikumpulkan didapur umum agar dapat diolah dan
dikonsumsi bersama-sama. Suasana kekeluargaan semakin terasa ketika kami
menikmati makanan tersebut bersama-sama. Tak lama setelahnya hujan mengguyur
lokasi camp sehingga agenda api unggun yang akan dilakukan di malam hari tidak
dapat terlaksana. Hujan ini berlangsung hingga pagi yang mengakibatkan lokasi
camp agak berlumpur.
Sekitar pukul 08.00 WITA pagi matahari mulai sedikit terik, hal ini
kemudian dimanfaatkan oleh peserta trip untuk dapat menikmati lokasi air terjun
dengan nyaman. Ada beberapa peserta yang kemudian mandi dan tentunya mengambil
gambar di sekitar lokasi air terjun. Hal ini berlangsung hingga sekitar pukul
11.00 WITA. Setelah merasa puas menyusuri lokasi air terjun para peserta
kemudian packing untuk kembali ke Makassar. Sekitar pukul 12.00 WITA tim
kemudian kembali menyusuri jalan bebatuan yang licin. Kali ini terasa lebih
beruntung karena hujan tidak turun, hal ini mengakibatkan jalan yang dilalui
tidak terlalu licin. Harus diakui pesona Air Terjun Lengang memang sangat
menarik perhatian warga untuk dapat mengunjunginya.
Kesimpulan yang bisa saya ambil dari trip di air terjun ini bahwa,
semua tempat-tempat dan situs yang bisa dijadikan sebagai tujuan wisata harus
lebih di ekspos lagi agar dapat cepat tercium oleh pemerintah setempat dan
infrastruktur di sekitarnya lebih cepat diperbaiki dan para wisatawan lokal maupun
manca negara beserta warga juga menjadi lebih nyaman dan aman. Satu lagi yang
saya perhatikan saat trip kesana hingga saat ini nama air terjun tersebut masih
banyak kontroversi. Beberapa warga mengatakan Air Terjun Laiya atau Air Terjun
Bonto, tetapi ada juga beberapa teman-teman pejalan mengatakan ini adalah Air
Terjun Lengang. Demi menjaga kearifan lokal dan menghargai warga sekitar, kami
teman-teman Jalan-Jalan Seru Makassar dan Jalan-Jalan Seru Makassar sepakat
menyebutnya Air Terjun Bonto – Laiya.
Penulis
: Couvler (Aldo-Siska)
SALAH SATU DARI JUTAAN KEINDAHAN KABUPATEN MAROS
4/
5
Oleh
Unknown